Athafariz Blog

Athafariz Blog
  • Home
  • Themes
  • Sitemap
  • Privacy Policy
  • Contact
  • Dropdown Menu ▼
    • Submenu 1
    • Submenu 2
    • Submenu 3
  • Advertise
Home » Arsip April 2013

Hukum 'Chatting' Dengan Bukan Mahram

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 19.43

Baca Juga

Gambar Hiasan


Bismillahirrohmanirrohim..




Saya ditanya beberapa orang adik berkaitan dengan situasi apabila berhubungan dengan lelaki bukan mahram secara maya iaitu melalui chat, SMS & panggilan telefon. Maka, di sini saya sertakan penjelasan mendalam oleh Ustazah Shahidah berkaitan ikhtilat lelaki & wanita secara maya.







SOALAN:




Assalamualaikum Ustazah,




Saya ingin bertanya tentang hukum saya berkomunikasi dengan bukan mahram saya melalui internet samada chatting atau perbualan2 melalui facebook, email dsb. Saya seorang wanita muslimah yang masih menuntut di IPT. Bentuk perbualan saya selalunya bukan perkara penting, Cuma sembang-sembang, menyampuk-nyampuk maklumat yang ada dalam facebook mereka.




Begitu juga kawan-kawan lelaki saya akan membalas perbualan tersebut. Begitulah hari demi hari kami saling berhubungan tanpa sekatan di alam cyber sedangkan di alam nyata kami menjaga batas-batas hubungan lelaki dan wanita bukan mahram ini.




Harap ustazah dapat melayani pertanyaan saya ini. Terima kasih.




Gadis Muslimah.







*********************







JAWAPAN:




Jawapan oleh: Ustazah Shahidah Sheikh Ahmad










Terima kasih atas pertanyaan itu.







Gadis Muslimah dan semua wanita muslimah yang membaca soaljawab ini,







Sebagaimana yang kita maklumi bahawa, komunikasi dengan tulisan melalui jaringan internet atau yang lebih dikenal dengan chatting baru muncul dan populer beberapa tahun terakhir. Yaitu, tepatnya setelah ditemui jaringan internet. Karena itu dalam kitab2 ulama terdahulu khususnya buku fiqh, istilah ini tidak akan ditemui. Namun asas bagi hukum chatting ini sebenarnya sudah dibahas oleh ulama, jauh sebelum jaringan internet ditemukan.







Chatting dengan lawan jenis yang bukan mahram sama halnya dengan berbicara melalui telefon, SMS, dan berkiriman surat. Semuanya ada persamaan. Yaitu sama-sama berbicara antara lawan jenis yang bukan mahram. Persamaan ini juga mengandung adanya persamaan hukum. Karena itu,ada dua perkara berkaitan yang perlu kita bahas sebelum kita lebih jauh membicarakan hukum chatting itu sendiri.







Pertama, adalah hukum bicara dengan lawan jenis yang bukan mahram.







Kedua, adalah hukum khalwat.







Berbicara antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram pada dasarnya tidak dilarang apabila pembicaraan itu memenuhi syarat-syarat yang sudah ditentukan oleh syara'. Seperti pembicaraan yang mengandung kebaikan, menjaga adab-adab kesopanan, tidak menyebabkan fitnah dan tidak khalwat. Begitu jika hal yang penting atau berhajat umpamanya hal jual beli, kebakaran, sakit dan seumpamanya maka tidaklah haram.







Dalam sejarah kita lihat bahwa isteri-isteri Rasulullah berbicara dengan para sahabat, ketika menjawab pertanyaan yang mereka ajukan tentang hukum agama. Bahkan ada antara isteri Nabi SAW yang menjadi guru para sahabat selepas wafatnya baginda yaitu Saidatina Aisyah RA.







Dalam hal ini, Allah SWT berfirman yang artinya:

“Karena itu janganlah kamu (isteri-isteri Rasul) tunduk(yakni melembutkan suara) dalam berbicara sehingga orang yang dalam hatinya ada penyakit memiliki keinginan buruk. Tetapi ucapkanlah perkataan yang baik”.(QS. al-Ahzab: 32)







Imam Qurtubi menafsirkan kata ‘Takhdha’na’ (tunduk) dalam ayat di atas dengan arti lainul qaul (melembutkan suara) yang memberikan rasa ikatan dalam hati. Yaitu menarik hati orang yg mendengarnya atau membacanya adalah dilarang dalam agama kita.







Artinya pembicaraan yang dilarang adalah pembicaraan yang menyebabkan fitnah dengan melembutkan suara. Termasuk di sini adalah kata-kata yang diungkapkan dalam bentuk tulisan. Karena dengan tulisan seseorang juga bisa mengungkapkan kata-kata yang menyebabkan seseorang merasakan hubungan istimewa, kemudian menimbulkan keinginan yang tidak baik.







Termasuk juga dalam melembutkan suara adalah kata-kata atau isyarat yang mengandung kebaikan, namun ia boleh menyebabkan fitnah. Yaitu dengan cara dan bentuk yang menyebabkan timbulnya perasaan khusus atau keinginan yang tidak baik pada diri lawan bicara yang bukan mahram. Baik dengan suara ataupun melalui tulisan.







Jika ada unsur2 demikian ia adalah dilarang meskipun pembicara itu mempunyai niat yang baik atau niatnya biasa-biasa saja.







Adapun khalwat, hukumnya dilarang dalam agama Islam. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya:"Janganlah ada di antara kalian yang berkhalwat dengan seorang wanita kecuali dengan mahramnya." (HR. Bukhari dan Muslim)




Khalwat adalah perbuatan menyepi yang dilakukan oleh laki-laki dengan perempuan yang bukan mahram dan tidak diketahui oleh orang lain. Perbuatan ini dilarang karena ia dapat menyebabkan atau memberikan peluang kepada pelakunya untuk terjatuh dalam perbuatan yang dilarang.







Kerana ada sabda Nabi SAW bermaksud:

“Tiadalah seorang lelaki dan perempuan itu jika mereka berdua-duaan melainkan syaitanlah yg ketiganya” (Hadis Sahih)







Khalwat bukan saja dengan duduk berduaan. Tetapi berbual2 melalui telefon di luar keperluan syar'i juga dikira berkhalwat.Karena mereka sepi dari kehadiran orang lain, meskipun fisikal mereka tidak berada dalam satu tempat. Namun melalui telefon mereka lebih bebas membicarakan apa saja selama berjam-jam tanpa merasa dikawal oleh sesiapa







Dan haram juga ialah perkara2 syahwat yang membangkitkan hawa nafsu contohnya yang berlaku pada kebanyakkan muda mudi atau remaja2 sekarang dimana sms atau email atau Facebook atau Friendster atau seumpamanya menjadi alat untuk memadu kasih yang memuaskan nafsu diantara pasangan dan masing2 melunaskan keinginan dan keseronokkan semata2. Membincangkan perkara2 lucah lebih2 lagi hukumnya adalah haram.







Kesimpulan:




Hukum chatting sama dengan menelefon sebagai mana yang sudah kita terangkan di atas. Ertinya chatting di luar keperluan yang syar'i termasuk khalwah. Begitu juga dengan sms. Walaupun dengan niat berdakwah. Karena berdakwah kpd jenis lawan bukanlah suruhan agama kerana Allah telah menetapkan untuk berdakwah kpd lelaki adalah lelaki juga, begitu juga sebaliknya.







Namun bila ada tuntutan syar'i yang darurat, maka itu diperbolehkan sesuai keperluan. Tentunya dengan syarat-syarat yang sudah kita jelaskan di atas. Di sinilah menuntut kejujuran kita kpd Allah dalam mengukur sejauhmana urusan kita itu satu keperluan atau mengikut nafsu semata-mata. Dan kejujuran itu pula bergantung sejauhmana iman kita kepada Allah. Jika muraqabatillah kita kuat( yakni merasa diri sentiasa dalam pandangan Allah), maka itu yg akan menjadi pengawal kita. Jika tidak maka kita akan hanyut bersama orang2 yg terpedaya dengan teknologi moden ini. Na’uzubillah.







Agak menyedihkan juga dengan kenyataan saudari, bahawa dalam suasana nyata saudari amat menjaga batas pergaulan dgn lelaki bukan mahram ,namun di alam cyber saudari bebas berbual mesra tanpa batasan syara’. Saya percaya ramai remaja muslimah yang terjebak ke dalam situasi yang syubhah ini.







Internet sangat baik untuk kita, dimana ia memudahkan banyak urusan kita tapi jika kita menyalahgunakannya akan membawa akibat buruk kepada akhlak dan masyarakat kita.







Semoga jawapan ini dapat memandu para muslim dan muslimah remaja atau dewasa dalam melayari kehidupan yang penuh ujian keimanan ini.







Alangkah bahagianya jika para remaja muslim dan muslimah yg terdiri dari para intelek hari ini berpegang teguh kepada tali agama yaitu taat kepada perintah dan larangan Allah dalam setiap urusan hidupnya.Semoga dgn itu Allah akan menurunkan rahmahNya kpd kita semua.







Dan semoga Allah menjauhkan kita dari segala fitnah dunia yang sangat manis pada pandangan mata.




Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga mendapat manfaat.

Wallahu a'lam.




Ust.Shahidah Sheikh Ahmad


Ditulis oleh : Bintun Ridzuan ( anis_cendol95@yahoo.com)




Kiasan Dunia

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 06.00

Baca Juga



Kiasan Dunia (contoh yang diberikan oleh Imam Ghazali tentang Dunia...)


Seperti seorang lelaki yang berjalan melalui hutan, dia sedang berjalan dan melihat ada seekor SINGA mengejar dia lalu ia berlari ke perigi dan melompat ke dalam perigi itu.

Semasa jatuh kedalam perigi, sempat dia berpaut pada tali. 

Dia menarik nafas lega dan memandang ke atas, dia melihat singa yang masih berlegar di atasnya sedang menunggu.


Kemudian, dia melihat ke bawah dan dapati seekor ULAR besar dengan mulutnya terbuka sedang menunggu dia jatuh.  


Dia hanya bergantung kepada tali dan dalam masa yang sama dia melihat satu TIKUS HITAM dan lagi satu TIKUS PUTIH sedang mengigit TALI tersebut. 


Mana di atas adalah singa, di bawahnya pula adalah ular dan dia sedang bergantung hanya pada tali...
kemudian dia melihat adanya MADU di tembok perigi itu, lalu mengambil madu dengan jari dan meletakkan ke dalam mulutnya. 

Di sebabkan kemanisan madu itu membuatkan dia lupa singa, ular dan malahan lupa akan dua ekor tikus yang sedang menggigit tali...


Kebenaranya:

~ Singa itu adalah kematian yang selalu mengejar kita ...

~ Ular itu adalah kubur kita, di mana setiap orang akan jatuh ke dalamya dan jika dia seorang yang baik ia akan mendapat sebuah taman daripada syurga dan jika dia orang jahat ia akan mendapat satu lubang dari 'neraka' Jahannam.

~Tali merupakan umur kita... 

~Tikus hitam menandakan malam... ~Tikus putih menandakan siang..

~Madu adalah dunia yang di mana kita rasa kemanisan dunia sehinggakan lupa akan kematian, kita lupa kubur, kita lupa yang kita akan mati dan dibangkitkan berdiri di hadapan Penciptanya...



"Dan sesungguhnya hanya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan pahalamu. Barangsiapa yang diselamatkan dari api neraka dan dimasukkan kedalam syurga sesungguhnya dialah yang benar benar beruntung. Sesungguhnya kehidupan didunia ini hanyalah kesenangan yang memperdayakan" (Ali Imran 185)

"Sesungguhnya telah kami ciptakan manusia dari tanah, Kemudian dari setetes mani yang disimpan dalam tempat yang kokoh (rahim) Lalu dari setetes mani itu Kami jadikan ia segumpal darah, Lalu dari segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, Lalu dari segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang Lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang berbentuk lain. Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. Kemudian sesudah itu kamu semua akan mati kemudian sesungguhnya pada hari kiamat engkau akan dibangkitkan lagi" (Al Mu'minun 23:12-16)



"Maka mengapa ketika nyawa telah mencapai kerongkongan, dan kamu menyaksikannya, sedangkan kami lebih dekat kepadanya., tapi kamu tidak melihat hal ini; mengapa kamu - jika kamu memang merasa tidak dalam kekuasaan kami - tidak memanggil kembali nyawa itu, jika kamu memang orang-orang yang benar?" (Al-Waqia 56:83-87)

Kisah Qarun : Orang Kaya Yang Sesat

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 06.00

Baca Juga


Kisah Qarun – Orang Kaya Yang Sesat



﴿﷽﴾
In The Name of Allah, The Most Gracious, The Most Merciful
Muqaddimah

﴿ اِقْرَاۡ بِاسْمِ رَبِّکَ الَّذِیۡ خَلَقَ﴾

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan”
[al-Alaq : 1]

…………………………………………………………………

“Inna Alhamdulillah, nahbuduhu wa nasta’inuhu wa nastaghfiruhu, wa na’uzubillah min syururi anfusina wa min sayyi’ati a’malina, man^yahdihillahu falaa mudhillalahu, wa man^yudhil falaa hadiyalah, wa ashadu ‘an~la ilaha illa Allah wahdahu la syarikalah, wa ashadu ‘anna Muhammad ﷺ‘abduhu wa rasuluhu. Amma ba’d.”

“Segala puji hanya milik Allah subhana wata’ala, kami memujiNya dan memohon pertolongan padaNya dan ampunan kepadaNya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amalan perbuatan kami. Barangsiapa yang Allah beri petujunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya. Dan barangsiapa Allah sesatkan, tidak ada yang dapat memberi petunjuk kepadanya.
Aku bersaksi bahawa tiada tuhan yang berhak disembah melainkan Allah dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahawa Muhammad ﷺ itu hambaNya dan RasulNya.”

Alhamdulillah, segala pujian untuk Allah ta’ala kerana memberi saya peluang untuk berkongsi kepada anda semua sebuah lagi kisah yang diuraikan oleh Imam Ibnu Katsir dalam kitabnya ‘Qisas al-Quran(Kisah al-Quran)’. Banyak kisah-kisah di dalam kitab ini yang saya terjemahkan dan kongsi kepada anda semua, agar memberi manfaat dan pengajaraan untuk kita semua dalam mengabdikan diri kepada Allah Maha Kuasa.
Dalam artikel kali ini, akan dikisahkan pula oleh Imam Ibnu Katsir mengenai Qarun. Ramai di kalangan kita yang menyebut ‘Harta Qarun’, namun tahukah anda siapa itu Qarun? Kisah di sebalik tabirnya? Mari sama-sama kita ikuti kisahnya.

***

 اِنَّ قٰرُوۡنَ کَانَ مِنۡ قَوْمِ مُوۡسٰی فَبَغٰی عَلَیۡہِمْ ۪ وَ اٰتَیۡنٰہُ مِنَ الْکُنُوۡزِ مَاۤ اِنَّ مَفَاتِحَہٗ لَتَنُوۡٓاُ بِالْعُصْبَۃِ اُولِی الْقُوَّۃِ ٭ اِذْ قَالَ لَہٗ قَوْمُہٗ لَا تَفْرَحْ اِنَّ اللہَ لَا یُحِبُّ الْفَرِحِیۡنَ ﴿۷۶﴾

Sesungguhnya Qarun itu termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku zalim terhadap mereka, dan Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh berat dipikul oleh orang-orang yang kuat-kuat. (Ingatlah) ketika kaumnya berkata kepadanya, ‘Janganlah engkau terlalu bangga. Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.’


وَ ابْتَغِ فِیۡمَاۤ اٰتٰىکَ اللہُ الدَّارَ الْاٰخِرَۃَ وَ لَا تَنۡسَ نَصِیۡبَکَ مِنَ الدُّنْیَا وَ اَحْسِنۡ کَمَاۤ اَحْسَنَ اللہُ اِلَیۡکَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِی الْاَرْضِ ؕ اِنَّ اللہَ لَا یُحِبُّ الْمُفْسِدِیۡنَ ﴿۷۷﴾

Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bahagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerosakan.

قَالَ اِنَّمَاۤ اُوۡتِیۡتُہٗ عَلٰی عِلْمٍ عِنۡدِیۡ ؕ اَوَلَمْ یَعْلَمْ اَنَّ اللہَ قَدْ اَہۡلَکَ مِنۡ قَبْلِہٖ مِنَ القُرُوۡنِ مَنْ ہُوَ اَشَدُّ مِنْہُ قُوَّۃً وَّ اَکْثَرُ جَمْعًا ؕ وَلَا یُسْـَٔلُ عَنۡ ذُنُوۡبِہِمُ الْمُجْرِمُوۡنَ ﴿۷۸﴾
Dia (Qarun) berkata : “Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku.” Tidakkah dia tahu, bahawa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka.


 فَخَرَجَ عَلٰی قَوْمِہٖ فِیۡ زِیۡنَتِہٖ ؕ قَالَ الَّذِیۡنَ یُرِیۡدُوۡنَ الْحَیٰوۃَ الدُّنیَا یٰلَیۡتَ لَنَا مِثْلَ مَاۤ اُوۡتِیَ قٰرُوۡنُ ۙ اِنَّہٗ لَذُوۡحَظٍّ عَظِیۡمٍ ﴿۷۹﴾

Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahan. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata : “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar beruntung besar.”


 وَ قَالَ الَّذِیۡنَ اُوۡتُوا الْعِلْمَ وَیۡلَکُمْ ثَوَابُ اللہِ خَیۡرٌ لِّمَنْ اٰمَنَ وَعَمِلَ صٰلِحًا ۚ وَلَا یُلَقّٰىہَاۤ اِلَّا الصّٰبِرُوۡنَ ﴿۸۰﴾

Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata : “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.”


فَخَسَفْنَا بِہٖ وَ بِدَارِہِ الْاَرْضَ ۟ فَمَا کَانَ لَہٗ مِنۡ فِئَۃٍ یَّنۡصُرُوۡنَہٗ مِنۡ دُوۡنِ اللہِ ٭ وَ مَا کَانَ مِنَ المُنۡتَصِرِیۡنَ ﴿۸۱﴾

Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.


 وَ اَصْبَحَ الَّذِیۡنَ تَمَنَّوْا مَکَانَہٗ بِالْاَمْسِ یَقُوۡلُوۡنَ وَیۡکَاَنَّ اللہَ یَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنۡ یَّشَآءُ مِنْ عِبَادِہٖ وَ یَقْدِرُ ۚ لَوْ لَاۤ اَنۡ مَّنَّ اللہُ عَلَیۡنَا لَخَسَفَ بِنَا ؕ وَیۡکَاَنَّہٗ لَا یُفْلِحُ الْکٰفِرُوۡنَ ﴿٪۸۲﴾

Dan orang-orang yang kemarin mengangan-angankan kedudukan (Qarun) itu berkata : “Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan kurniaan-Nya kepada kita, tentu dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”


تِلْکَ الدَّارُ الْاٰخِرَۃُ نَجْعَلُہَا لِلَّذِیۡنَ لَا یُرِیۡدُوۡنَ عُلُوًّا فِی الْاَرْضِ وَلَا فَسَادًا ؕ وَالْعٰقِبَۃُ لِلْمُتَّقِیۡنَ ﴿۸۳﴾

Negeri akhirat itu kami jadikan bagi orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerosakan di bumi. Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.

Al-Quran, Surah al-Qasas : 76-83

Ibn Abbas  memegang pendapat bahawa Qarun adalah sepupu daripada belah ayah Nabi Musa  . Pendapat ini disokong juga oleh periwayat-periwayat yang lain, termasuk Ibn Juraij yang menambahkan pendapat bahawa dia adalah Qarun Ibn Yashar Ibn Qahith, sementara Nabi Musa  merupakan anak lelaki Imran Ibn Hafith. Ibn Juraij meneruskan dan menyatakan bahawa pendapat Ibn Ishaq bahawa Qarun adalah pakcik kepada Nabi Musa  adalah pendapat yang salah.

Qatadah berkata bahawa dia (Qarun) dahulunya digelar sebagai ‘An-Nur(Cahaya)’ kerana dia mempunyai suara yang amat merdu dalam membacakan Taurat, tetapi dia menjadi hipokrit seperti as-Samiri yang menjadi hipokrit juga. Maka, Qarun dimusnahkan kerana penyalahgunaannya terhadap kekayaan dan kemewahan yang dimiliki.

Shahr Ibn Hausab berkata bahawa Qarun itu menyeret jubah yang dipakainya dengan kebanggaan dan kesombongan(angkuh).

Allah Maha Kuasamenyatakan  kekayaan dan kemewahan yang tidak ternilai dimiliki oleh Qarun bahkan kunci-kunci hartanya sangatlah berat dan hanya dipikul oleh orang-orang yang kuat.
Bagaimanapun, dia telah ditegur oleh orang-orang yang beriman dari kalangan kaumnya yang berkata : {Janganlah engkau terlalu bangga.}, yakni, janganlah engkau sombong dan angkuh dengan kekayaan, dan lansung tidak bersyukur kepada Allah Maha Kuasa. {Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri. Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bahagianmu di dunia } yakni, Ambillah dari hartamu apa yang halal darinya dan bersukalah olehmu akan dunia ini seperti mana yang dibenarkan. {…dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu} yakni, berbuat baiklah kepada makhluk Allah bahawa Dia telah berbuat baik kepada kamu, dan {dan janganlah kamu berbuat kerosakan di bumi.} yakni, janganlah kamu mencederakan orang-orang bawahanmu yang telah diperintahkan agar kamu berbuat baik, jika kamu mencederakan mereka, maka Dia akan menarik balik segala nikmat yang dikurniakan ke atas kamu. {Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang membanggakan diri.}.
Jawaban Qarun kepada nasihat-nasihat ini tidak lain hanyalah : {Dia (Qarun) berkata : Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku.} yakni, aku tidak perlukan nasihat dan kata-kata kalian, kerana Allah mengurniakan ini kepadaku kerana aku berhak dan aku layak untuk menerimanya. Tambahan, jika bukan kerana Dia tidak mencintaiku, maka Dia tidak akan mengurniakan semua ini kepadaku.
Allah Maha Kuasa menyangkal percakapannya itu dengan berfirman : {Tidakkah dia tahu, bahawa Allah telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan orang-orang yang berdosa itu tidak perlu ditanya tentang dosa-dosa mereka(kerana Allah kenal mereka, maka mereka akan diseksa tanpa dipanggil kelak).} yakni, Kami telah memusnahkan sebelum mereka generasi-generasi yang disebabkan oleh dosa dan amalan buruk mereka dan mereka itu lebih kuat daripada Qarun bahkan mempunyai lebih ramai anak daripadanya. Maka, jika benar kata Qarun itu, nescaya Kami tidak memusnahkan mereka-mereka yang lebih kaya dan kuat daripadanya itu, dan kekayaan itu sesungguhnya bukanlah sebuah ukuran kasih sayang Kami kepadanya.

Allah Maha Kuasa berfirman di dalam Surah Saba ayat 37 :

وَمَاۤ اَمْوٰلُکُمْ وَ لَاۤ اَوْلٰدُکُمۡ بِالَّتِیۡ تُقَرِّبُکُمْ عِنۡدَنَا زُلْفٰۤی اِلَّا مَنْ اٰمَنَ وَ عَمِلَ صٰلِحًا ۫ فَاُولٰٓئِکَ لَہُمْ جَزَآءُ الضِّعْفِ بِمَا عَمِلُوۡا وَ ہُمْ فِی الْغُرُفٰتِ اٰمِنُوۡنَ ﴿۳۷﴾

Dan bukanlah harta dan anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam syurga).

Allah Maha Bijaksana juga berfirman dalam Surah Al-Mukminun ayat 55 – 56.

اَیَحْسَبُوۡنَ اَنَّمَا نُمِدُّہُمۡ بِہٖ مِنۡ مَّالٍ وَّ بَنِیۡنَ ﴿ۙ۵۵﴾  نُسَارِعُ لَہُمْ فِی الْخَیۡرٰتِ ؕ بَلۡ لَّا یَشْعُرُوۡنَ ﴿۵۶﴾
Apakah mereka mengira bahawa Kami memberikan harta dan anak-anak kepada mereka itu (bererti bahawa), Kami segera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidak), tetapi mereka tidak menyedarinya.

Jawapan Allah azza wa jalla ini adalah untuk pernyataan Qarun {Sesungguhnya aku diberi (harta itu), semata-mata kerana ilmu yang ada padaku.}. Tetapi bagi sesiapa yang menyatakan bahawa dirinya adalah seorang ahli kimia dan orang yang paling kenal kesemua Nama-Nama Allah, semua ini hanyalah pernyataan. Kerana ahli kimia tidak mampu mengubah nasib dan orang kafir juga mampu kenal Nama-Nama Allah. Dan Qarun pula, adalah seorang hipokrit.

Allah Maha Kuasa berfirman seterusnya : { Maka keluarlah dia (Qarun) kepada kaumnya dengan kemegahan }, kebanyakan  ahli tafsir menyatakan bahawa Qarun keluar dengan pakaian, harta dan menunggang kenderaan(menunjukkan kemegahannya). {Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata : “Mudah-mudahan kita mempunyai harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar beruntung besar.} yakni, sesiapa yang mencintai dunia, apabila melihat Qarun, mereka akan berkata : ‘Alangkah banyaknya kekayaan yang dimilikinya!’ Apabila pujian orang yang cintakan dunia ini sampai kepada hamba Allah yang beriman, mereka berkata : {Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata : “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, }, yakni : Ganjaran Allah di Hari Kebangkitan lebih tinggi dan mulia daripada apa yang kamu (Qarun) dapat sekarang.

Allah Maha Perkasa kemudian berfirman : { dan (pahala yang besar) itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar.}, yakni, ganjaran ini hanya diperoleh untuk orang-orang yang diberikan hidayah oleh-Nya.

Dan Allah Maha Berkuasa berfirman lagi : {Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.}, apabila Qarun itu keluar kepada kaumnya dengan kemegahan, Allah kemudian berfirman  : {Maka kami benamkan dia (Qarun) bersama rumahnya ke dalam bumi.}

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari  , bahawa Rasulullah ﷺbersabda :

“Ketika seorang lelaki sedang berjalan, memakai jubah dua helai dan bangga dengan dirinya yang rambutnya tersikat rapi, maka Allah membenamkannya ke dalam perut bumi dan dia akan terus dibenamkan ke dalamnya(iaitu akan terus menerus terbenam lebih dalam ke bumi) sehinggalah Hari Kiamat.”

Diriwayatkan oleh Ibn Abbas  bahawa Qarun mengupah seorang wanita pelacur dengan ganjaran yang banyak untuk bercakap kepada Nabi Musa ketika baginda bersama-sama sahabatnya bahawa baginda melakukan maksiat  terhadapnya. Dinyatakan bahawa wanita tersebut melakukan arahan yang disuruh oleh Qarun, dan Nabi Musa terperanjat mendengarnya kemudian baginda melaksanakan solat sunat dua raka’at dan seterusnya berkata kepada wanita tersebut : Demi Allah! Siapa yang mengupah kamu untuk menyatakan seperti tersebut? Dia menyatakan bahawa Qarun menyuruhnya bertindak kemudian, setelah itu, wanita itu terus bertaubat. Justeru, baginda solat kepada Allah dan berdoa untuk Qarun. Allah memberi hidayah bahawa bumi itu diperintahkan untuk mengikut perintah baginda. Maka, baginda mengarahkan agar bumi menelan Qarun. Maka terjadilah. Wallahu alam.

Diriwayatkan oleh Ibn Abbas   bahawa Qarun itu dibenamkan, sehinggalah ke lapisan bumi yang ke tujuh. Qatadah  pula meriwayatkan bahawa Qarun akan terus-menerus dibenamkan sehinggalah Hari Kiamat.

Allah Maha Kuasa berfirman pula : {Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri.}, yakni, Qarun tidak dapat membantu dirinya sendiri atau mendapatkan bantuan orang lain. Allah menyatakan dalam surah At-Toriq ayat 10 yang bermaksud : {Kemudian dia tidak mempunyai kuasa mahupun penolong}

Mereka yang ternampak Qarun yang tenggelam bersama harta dan kekuasaannya itu, mereka yang sebelumnya menginginkan kemewahan seperti Qarun itu berkata : {“Aduhai, benarlah kiranya Allah yang melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya dan membatasi (siapa yang Dia kehendaki antara hamba-hamba-Nya). Sekiranya Allah tidak melimpahkan kurniaan-Nya kepada kita, tentu dia telah membenamkan kita pula. Aduhai, benarlah kiranya tidak akan beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah).”}

Berikutan kisah tersebut, Allah berfirman : {Negeri akhirat itu} yakni, Syurga  {kami jadikan bagi orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak berbuat kerosakan di bumi. Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa.}

Abu Hurairah - Pencinta Kucing

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 06.00

Baca Juga

Siapakah Dia Abu Hurairah

Agak mustahil bagi kita untuk tidak mengenali insan ini...

Abu Hurairah bermaksud Bapa Kepada Kucing.Abu Hurairah mendapat gelaran tesebut kerana beliau terlalu sayangkan dan menghormati haiwan peliharaan itu.


Rata-rata kita mengenali Abu Hurairah sebagai seorang Rawi Hadis yang terkenal. Dalam kesibukan beliau menyampaikan dakwah, mengahafaz hadis, tidak pernah sekalipun beliau mengabaikan sikap peramah beliau terhadap kucing.


Abu Hurairah sentiasa menyayangi kucing. Pernah di rumahkannya kucing yang baru diperoleh di tepi jalan didalam lengan jubahnya, dan dibawanya kucing tersebut bersiar-siar sebelum dibawa pulang ke rumah. Seperti yang diperkatakan tadi, kucing adalah makhluk Allah dan mempun.


Gelaran Abu Hurairah r.a. adalah kerana kegemarannya bermain dengan anak kucing. 

Dalam suatu peristiwa, tatkala Abdul Rahman bin Sakhr (nama sebenar Abu Hurairah) menemui seekor anak kucing yang sedang mengiau kerana kehilangan ibunya. Beliau yang dalam perjalanannya menuju ke Masjid Nabawi, berasa kasihan kepada anak kucing itu, lalu mengambil dan meletaknya dalam baju besar beliau.

Apabila sampainya di masjid, baginda bertanya Abdul Rahman, apa dalam bajunya? Ia menjawab anak kucing yang kehilangan ibu, aku mengambilnya kerana kasihan padanya. Lalu baginda menggelarkan Abdul Rahman dengan Abu Hurairah (bapa kucing kecil).


Gelaran bapa kucing tidak sedikit pun menjejaskan maruah dan reputasi Abdul Rahman, malah inilah gelaran yang paling disukai tatkala namanya disebut, kerana Nabi s.a.w. sendiri yang memberi gelaran itu. Selain itu juga, gelaran Abu Hurairah mengingatkan beliau kepada suatu amal soleh yang pernah dilakukannya menerusi pembelaan seekor anak kucing.

Banyak hikmah dari riwayat hidup Abu Hurairah ini dan antaranya beliau telah mencontohi kepada kita betapa bagusnya dan satu amalan yang sangat disukai oleh nabi sendiri iaitu berbuat baik kepada kucing


Sumber : Facebook Page : Pejuang Muda Masa Kini

Kisah Jiran Yang Membuat Majlis Maulid Nabi s.a.w.

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 21.55

Baca Juga




Di dalam kitab al-Kawakib ad-Durriyyah, diriwayatkan bahawa di Basrah,terdapat seorang lelaki yang mengadakan majlis Maulid Nabi pada setiap tahun. Berdekatan dengan rumahnya hidup sebuah keluarga Yahudi.

Pada suatu hari, isteri Yahudi tersebut bertanya kepada suaminya:

"Apa halnya dengan jiran muslim kita itu, setiap tahun dia akan membelanjakan wang yang banyak sepertimana yang dibelanjakannya pada bulan ini?"

Maka kata suaminya: "Mereka percaya bahawa pada bulan ini, nabi mereka dilahirkan."

Sedang mereka tidur pada malamnya, isterinya bermimpi melihat seorang lelaki yang cukup hebat, penuh kebesaran, kehormatan dan bercahaya berada di antar sahabat-sahabatnya yang mengelilinginya seolah-oleh lelaki tersebut seperti bulan. Maka perempuan tersebut berkata kepada salah seorang daripada sahabat-sahabat tersebut.

"Siapakah orang yang mempunyai cahaya yang memancar-mancar seperti ini?"

Mereka menjawab, "Dia adalah seorang Nabi berbangsa Arab yang dipilih Allah."

Perempuan itu bertanya lagi:

"Adakah dia akan bercakap denganku sekiranya aku ingin bercakap dengannya?"

Mereka berkata : "Dia bukanlah seorang yang sombong atau meninggikan diri."

Lalu perempuan itu berkata : "Wahai Muhammad (s.a.w.)!"

Maka Rasulullah s.a.w. menjawab dengan mulut yang manis : "Labbaiki(Ya! Aku menyahut seruanmu.)"

Maka perempuan itu pun berkata : "Kamu menjawab panggilan orang sepertiku ini dengan jawapan 'labbaiki', sedangkan aku bukannya berada di dalam agamamu."

Kemudian Rasulullah s.a.w. pun bersabda : "Tidaklah aku berkata kepadamu seperti sebentar tadi, melainkan setelah aku mengetahui bahawa Allah telah memberikan petunjuk-Nya kepadamu."

Lantas, perempuan itu berkata kepada baginda, "Sesungguhnya kamu adalah Nabi yang mulia dan kamu mempunyai akhlak yang mulia. Hulurkanlah tanganmu, maka aku naik saksi bahawa tiada Tuhan selain Allah dan bahawa engkau Muhammad adalah pesuruh Allah."

Setelah itu, perempuan itu bernazar, apabila siang menjelang, dia akan mensedekahkan segala harta yang dimilikinya kerana berasa gembira di atas ke-Islamannya dan akan dibelanjakan untuk meraikan Maulid Nabi s.a.w.

Dan apabila bangun perempuan itu dari tidur, dia mendapati suaminya telah bersiap-sedia untuk mengadakan kenduri dan pada pagi itu suaminya kelihatan begitu berhemah tinggi. Maka dia pun berkata kepada suaminya, "Aku melihat kamu berada di dalam keazaman yang cukup baik."

Maka suaminya menjawab, "Ini adalah kerana orang yang kamu masuk Islam di tangannya semalam."

Isterinya berkata pula : "Siapakah yang telah membukakan bagimu akan rahsia ini dan memberitahumu?"

Jawabnya : "Orang yang telah meng-Islamkan aku dengan tangannya selepas meng-Islamkan kamu semalam."

Oleh : Syeikh Ali Ibn Nasir Al-Hijazi Al-Maliki

Takdir Dari Ilahi

Takdir Dari Ilahi

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 00.43

Baca Juga






Permandangan di Kaherah, Mesir begitu syahdu dan menyerlahkan lagi sifat ketamadunan di bumi para anbiya' ini. Itulah yang dirasakan oleh seorang pemuda, Ahmad Fawwaz Zarin. Anak sulung daripada empat beradik ini terpaksa memikul tanggungjawab sebagai seorang abang dan seorang ayah bagi menanggung adik-adik dan ibunya di Malaysia setelah bapa yang dicintai telah kembali ke rahmatullah. 

"Akhi Fawwaz, bila mahu bernikah, umur sudah 27 tahun. Seharusnya tahun akhir ini akhi sudah dapatkan calon. Biar senang hati orang tua di Malaysia". Soalan itu seumpama panahan kilat buat dirinya. "Lepas habis Master, insya-allah datanglah jodah tu". Dia berlalu pergi meninggalkan sahabatnya,"jika ditunggu lama, pasti ada sahaja soalan kilat yang ditanyanya". Dengus Fawwaz dalam hatinya.

"Insya-allah, jika tesis enta di luluskan, enta pulang ke Malaysia dengan menggondol gelaran Master." kata-kata Ustaz Mujab yang begitu memberangsangkan."sudah ada calon?".Fawwaz terpana seketika mendengar soalan itu."Belum ada lagi, Ustaz."Jawabnya dengan nada tenang. "jika kamu mahu, Ustaz akan memperkenalkan seorang calon, yang merupakan anak saudara ana sendiri. Namanya Ana zahiratul asrar. Kamu mahu dikhitbah dengan dia?"."Jika ustaz rasa itu yang terbaik, insya-allah ana terima seadanya."

Dalam perjalanan pulang daripada rumah Ustaz Mujab, di dalam bas, Fawwaz membuka warkah yang dikirim oleh adiknya dari Malaysia.

Assalamualaikum abangku yang tercinta, abang tidak perlu mengirim duit lagi. Abang gunakan sahaja duit itu untuk tambang dan perbelanjaan abang pulang daripada Mesir. Husna sekarang sudah menjadi penulis. Husna juga ditawarkan menjadi penyampai radio di salah sebuah stesen radio di Kuala Lumpur ini. Abang tidak perlu bersusah payah lagi berniaga tempe dan bakso. Rana, adik-adik dan ibu mendoakan kejayaan abang di sana. Ibu seperti biasa mengirim titisan air mata kerinduan kepada abang, Daripada adikmu yang dicintai, Zahrana.

Tanpa disedari, butir-butir mutiara mulai jatuh setelah membaca warkah daripada orang yang dicintainya itu. Tiba-tiba ada seorang wanita telah menyapanya dari sebelah.

"Assalamuaaikum, enta min Malaysia?". 


"Ya, ana dari Malaysia". 


"Kalau boleh ana tanya, gedung buku darul luqman di mana?". 


"Enti terus dari sini, dan belok ke kiri. Saya juga turun di situ." 


"Biasanya saya beli buku di gedung buku di Medan, Mesir," kata wanita tersebut sambil mengukirkan sebuah senyuman.

Fawwaz memikul 5 kilogram kacang soya dan menjinjing sebekas yang diisi dengan daging. 

"Jadi, inilah bahan yang terakhir untuk diniagakan sebelum pulang ke Malaysia." 

Bicaranya dalam hati. Ketika di dalam teksi, fikiran Fawwaz masih terngiang-ngiang dengan tawaran Ustaz Mujab. Apakah wanita itu mampu menjadi isteri dan ibu yang baik buat dirinya dan anak-anaknya kelak. Sambil memandang permandangan di luar teksi, secara tiba-tiba pandangannya terhenti pada dua orang wanita yang kelihatan seperti dalam kesulitan. Lantas disuruh pemandu teksi tersebut untuk berhentikan kereta di tepi jalan. 

"Apa yang terjadi ukhti?", tanya Fawwaz. 

"Dompet Ukhti Ardah telah dicuri ketika di dalam bas. Kami sama sekali tidak ada duit untuk pulang. Kami juga baru sedar yang buku-buku kami telah tertinggal di dalam bas tadi". 

"Sudah berapa lama bas tersebut pergi?"Soal Fawwaz. 

"Sekitar lima minit yang lalu". 

Fawwaz mengajak kedua-dua wanita tersebut untuk masuk ke dalam teksi yang dnaikinya. Dia juga menyuruh pemandu tersebut mengejar bas tersebut dengan wang tambang dinaikkan oleh pemandu tersebut. Fawwaz bersetuju dengan permintaan pemandu tersebut. 

Sambil menyelak helaian-helaian buku, Fawwaz teringat kejadian yang berlaku pagi tadi. 

"Terima kasih banyak-banyak, enta sudah bantu kami". 

"Tidak ada masalah, kalau tiada apa-apa, saya pulang dahulu, takut pemandu itu minta dinaikkan tambang lagi". 

"Akhi, boleh saya tahu siapa nama?". 

Jawab Fawwaz ringkas,"Ahmad". Fawwaz terus masuk ke dalam teksi Dia juga menyedari wanita itu adalah wanita yang bertanya di mana kedai buku kepadanya ketika di dalam bas. Dalam fikirannya, apakah Ana jauh lebih anggun daripada wanita itu. "Astaghfirullah". Pantas dia beristighfar setelah dia sedar bahawa fikirannya sudah meleset. 

"Program Cintai Rasul sangat bagus khas buat pemuda sekarang bagi membentuk akhlak mereka. Selaku moderator, saya sangat suka slot puisi oleh Zahrana. Kalau boleh saya tahu, siapa yang menjadi pendorong Husna bergiat aktif dalam bidang puisi ini?" Tanya Ana dengan penuh minat. 

"Sebanarnya Kak Ana, abang saya yang menjadi pendorong utama. Dia kata ayat-ayat saya ketika mengirimkan surat amat puitis. Kenapa tidak dikembangkan sahaja. Jadi saya membuat keputusan untuk kembangkan bakat ini. Syukur ia menjadi kenyataan. Abang telah membanting tulang dengan berniaga tempe dan bbakso di Mesir demi menyara kami, adik-adik dan ibu." Jawab zahrana dengan nada sedikit tangis. 

"Kak Ana kenal abang Fawwaz? Dia sudah 7 tahun barada di Mesir." Soal Sarah adik Zahrana mematikan suasana sedih. 

"Maaf dik, Kak Ana sendiri secara keseluruahan belum begitu kenal dengan sarjana di Mesir dari Malaysia." 

"Tidak apa-apa Kak Ana, sebentar lagi Abang bakal menamatkan Masternya di Mesir. Dia akan pulang ke Malaysia tidak lama lagi. Boleh kami jodohkan Kak Ana dengan abang kami" Tambah Sarah lagi. 

Suasana bertambah ceria dengan gelak ketawa setelah mendengar kata-kata Sarah. 

"Sewaktu Ilyas dan ahli keluarganya datang merisik, kamu seolah-olah tidak mahu menerima lamaran itu, apakah sudah ada orang yang menggoda hatimu, Ana?" Soal ibu yang ingin kepastian soal jodoh anak kesayangannya itu. 

"Sebenarnya ada, namanya...Ahmad. Dia sangat menjaga kaum wanita. Lelaki itulah yang menolong Ana dan Ardah ketika kes kecurian di dalam bas di Mesir. Dia sangat menjaga kaum wanita, ibu." Jawab Ana dengan tenang. "Tapi Ana tidak tahu dia dari mana dan nama penuhnya." 

"Ana, Ana. Sudah ada yang tertarik tapi asal-usulnya tidak tahu". Kata ibu Ana sambil mencubit pipi anaknya itu. 

"Umi, tentang lamaran daripada Ustaz Mujab itu, Ana istikharah dulu. Tiba-tiba hati ini rasa ada ketertarikan."Kata Ana bersulam senyuman pada wajahnya. 

Masa yang ditunggu-tunggu telah tiba. Di mana abang dan anak lelaki satu-satunya telah sampai ke Malaysia setelah selesai menghabiskan pengajian sehingga ke peringkat Master sambil berdagang tempe dan bakso di bumi para anbiya' itu. Di lapangan terbang, Zahrana telah menunggu abangnya. Dari kejauhan dia dapat mengenali susuk tubuh lelaki yang tinggi, mempunyai warna kulit yang cerah dan menampakkan lesung pipit di saat senyumannya terukir meskipun sudah 7 tahun tidak berjumpa. Lantas air mata mulai jatuh ke bumi di saat Zahrana menyalami abangnya dan dikucup dahinya tanda kerinduan dan kasih abang kepada adiknya. Di dalam kereta, mereka berbual-bual dengan rancak sekali dan penuh keriangan. "Abang perlu hadir dalam majlis penyampaian anugerah penulis dan perasmian novel terbaru Rana." "Wah, makin bertambah maju kamu Rana! Abang bangga dengan kamu. Abang tidak sabar-sabar mahu bertemu dengan ibu, Husna dan Sarah." Kata Fawwaz. 

Mereka saling kagum-mangagumi antara satu sama lain. Meskipun Zahrana bukanlah sarjana luar negara, namun abangnya tetap bangga dengan pencapaiannya. 

"Terima kasih saya ucapkan kepada semua yang menyokong saya. Trofi ini adalah buat Abang saya. Dialah pahlawan saya yang bermati-matian menyara hidup kami sekeluarga setelah ayah meninggal dunia. Seorang abang yang menunut di Al-Azhar Kaherah, Mesir terpaksa membanting tulang berniaga tempe dan bakso bagi menaggung pengajian saya dan adik-adik. Selama 7 tahun dia di sana dan tidak dapat pulang ke Malaysia, demi memperjuangkan nasib adik-adik yang dicintainya. " Semua hadirin yang memenuhi dewan memandang pemuda yang dimaksudkan oleh penulis muda tersebut. "Kau mencintaiku seperti bunga mencintai titah tuhannya, tidak pernah lelah menebarkan mekar aroma bahagia, tak pernah lelah meneduhkan gelisah nyala, kau mencintaiku seperti matahari mencintai titah tuhannya, tak pernah lelah membahagi cerah cahaya, tak pernah lelah menghangatkan jiwa." Semua hadirin memberi tepukan yang gemuruh atas ucapannya tentang pengorbanan abangnya dan sajak yang begitu mengharukan dan boleh menggetarkan jiwa para pendengar. 

Sesampai sahaja mereka di rumah, Fawwaz terus memeluk kaki ibunya yang sudah terpacul di hadapan rumah sebelum kereta masuk ke halaman rumah lagi menanti kehadirannya. Kedua-dua insan tersebut mengalirkan air mata kerinduan. Ibu Fawwaz mengucup dahi anaknya yang sudah lama tidak ditemuinya. Setelah itu, Fawwaz menyalami adik-adiknya dan memberikan kucupan pada dahi tanda kasih dan kerinduan yang tidak terkata. Seluruh isi keluarga mengalirkan air mata kerinduan yang sukar digambarkan. "Umi, Fawwaz mohon maaf jika apa yang Fawwaz ingin katakan ini begitu lancang. Esok pagi Ustaz Mujab mengajak kita sekeluarga ke rumah anak saudaranya yang akan dikhitbahkan dengan Fawwaz ." Kata Fawwaz sambil mencedok lauk yang disediakan oleh ibu dan adik-adiknya di meja makan. " Subhanallah Fawwaz, Umi pasti izinkan. Kamu sudah selayaknya menikah. Umi redha dengan gadis yang bakal kamu nikahi." Ruang makan menjadi ceria dengan senda gurau Fawwaz dan adik-adiknya. 

Kehadiran Fawwaz dan keluarganya disambut begitu mesra oleh keluarga gadis tersebut seolah-olah mereka sudah saling mengenali. "Subhanallah, Kak Ana!". Kata Zahrana dengan nada terkejut. Ana juga begitu terkejut dengan kehadiran Zaharana. Mereka saling berpelukan. "Kak Ana, inilah abang saya, Fawwaz." Sambil menarik tangan abangnya yang sedang asyik memandang permandangan di sekitar rumah tersebut, sementara yang lain masuk ke dalam rumah. "Saya kenal lelaki ini, tapi namanya bukan Fawwaz tapi namanya Ahmad." "Betul, namanya Ahmad. Tapi nama penuhnya Ahmad Fawwaz Zarin." Fawwaz tersenyum sambil menundukkan pandangannya. Dia tidak menyangka gadis yang ditolongnya ketika kejadian kecurian di Mesir adalah Ana Zahratul Asrar dan merupakan anak saudara Ustaz Mujab. "Subhanallah, Engkau maha berkuasa atas segala sesuatu." Bicaranya dalam hati. Mereka berjalan masuk ke dalam rumah bagi memulakan majlis pertunangan antara Ana dan Fawwaz. Ustaz Mujab memberi peluang kepada Ana untuk meminta mahar pernikahannya. "Saya ingin mahar pernikahan saya ialah senaskhah al-quran yang telah siap dikhatamkan oleh bakal suami saya sebelum majlis ijab qabul diadakan." Kata Ana dengan nada yang tenang. Semua yang hadir tersenyum dan mengagumi dengan akhlak yang dimiliki oleh Ana. Emas dan perhiasan bukan menjadi idamannya seperti wanita-wanita yang lain. Namun dia percaya bahawa barakah dalam rumah tangga hadir apabila al-quran dan assunnah menjadi panduan. 

Majlis Ijab Qabul yang diadakan di Masjid Asy-Syakirin dihadiri oleh rakan-rakan, saudara-mara dan jiran tetangga dari kedua-dua belah pihak. Sebaik sahaja akad dilafazkan oleh Fawwaz, Ana sudah sah menjadi isterinya. Ana memeluk ibunya sambil butir-butir mutiara mengalir jatuh ke bumi. "Umi, lelaki ini yang menggoda hati Ana". "Apa maksud kamu Ana?". "Tanya ibunya kehairanan. "Lelaki ini yang namanya Ahmad, Ahmad Fawwaz Zarin." "Subhanallah, semuanya telah diatur dan terprogram dalam Luh Mahfuz Allah. Hanya dia yang maha mengetahui." Kata ibunya sambil senyumannya terukir. Ana bersalaman dan berpelukan dengan ibu mertuanya dan adik-adik iparnya sementara suaminya sedang solat sunat. "Terima kasih ya Allah atas kurniaan-Mu ini." Bisik Ana dalam hatinya. 

"Tidak menyesal, kahwin dengan pembuat tempe dan bakso". "Asal maksud cinta". Jawab Ana. Pipinya dicubit mesra oleh suaminya. Dia bersyukur dikurniakan suami yang sangat baik seperti Fawwaz. "Aku mencintaimu kerana Allah, Ana". Bisik Fawwaz ke telinga Ana. "Ana juga, suamiku." Mereka saling membalas senyuman dan bertukar-tukar cerita dan pengalaman. Begitulah nikmatnya cinta setelah bernikah. Hanya Allah sahaja yang maha mengetahui. 


***


Artikel ini disumbang oleh :

Nama : Anis Fadhilah
Nama Pena : Bintun Ridzuan
E-mel : anis_cendol95@yahoo.com

Berminat untuk menulis kepada kami juga? Sila hantarkan artikel anda dan isi borang di sini :

Menulis Artikel Untuk Blog Ini

Khas Untuk Ibu Ayahku(Dari Penulis)

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 23.39

Baca Juga




Assalamualaikum w.b.t sahabat-sahabat pembaca semua.

Jazakumullah saya ucapkan kepada anda semua kerana sudi membaca di blog kecil saya ini. Artikel ini saya tulis khas untuk ibu ayah saya.

Ibu saya bernama Siti Zainun Binti Baharudin, umur 42 tahun. Alhamdulillah, beliau masih lagi menghembuskan nafas untuk melihat anak-anaknya membesar.

Sebagai seorang anak, tidak banyak yang dapat kami bantu terutama dalam kewangan. Ibu saya mula membuka sebuah tadika kanak-kanak ketika saya darjah 2. Sekarang tadika ibu saya sudah berjalan selama 10 tahun lebih kurang.

Tugasnya mendidik anak-anak kecil, menulis, membaca, mengaji Al-Quran dan banyak lagi. Saya mohon jasa anda semua untuk mendoakan kejayaan ibu saya ini, beliau telah berkeras tulang dalam mendidik anak muridnya, sehingga ada yang sudah berjaya dan dapat belajar di sekolah-sekolah cemerlah. Hanya mendidik membaca, 'ABC', 'Alif Ba Ta', ibu saya masih lagi meneruskan usaha murninya...

Jika anda berminat untuk hantar anak ke tadika ibu saya, bolehlah mendaftarkan anak anda di alamat:

Tadika Matrix Islamic Educare Centre,
No 1719, Jalan Bayu 6,
Taman Seri Bayu 2,
78000, Alor Gajah,
Melaka.

Jika berminat untuk berikan sumbangan kepada ibu saya, ini adalah nombor akaun ibu saya:

0411 000006 7101 (Tadika Matrix)
Dan apakah lebih mulia daripada mendidik?

Ayah saya bernama Mohamad Zafrin Bin Haji Ali, berumur 45 tahun, seorang pendidik juga. Beliau bekerja sebagai seorang pelatih pemandu, yang mengajar anak muridnya memandu kenderaan. Beliau kerja di syarikat swasta Detik Erat(DE) di Masjid Tanah, Melaka.

Ayah saya banyak memberikan motivasi kepada saya, termasuklah didikan agama sejak saya kecil. Walaupun kebanyakan ilmu agama saya belajar daripada datuk saya, Haji Ali Bin Abdul Ghani. Boleh saya katakan, keluarga saya adalah pendidik, datuk saya mengajar J-QAF di surau Taboh Naning, Melaka. Tetapi sekarang sudah bersara, dan duduk di rumah bersama ayah saya. Umur datuk saya adalah 92 tahun, dan hafalan al-Quran masih di dalam kepalanya(betapa Allah memelihara hafizul Quran dan seorang guru al-Quran). Semoga Allah rahmati beliau.

Saya cuma memohon agar anda semua mendoakan yang terbaik untuk kami, doakanlah pintu rezeki kami terbuka agar hak sebagai pendidik dapat diperluaskan kepada ramai lagi pelajar yang akan mendapat manfaat darinya.

Apabila Allah memberikan ilmu kepada seseorang, maka Allah akan menuntut janji daripadanya agar mengajarkan ilmu tersebut kepada orang lain. [Petikan Ihya' Ulumuddin]
 Sekian daripada saya, Putera Mujahid Islam [Mohamad Zafranudin Ibn Mohamed Zafrin].


Resepi Masakan : Kentang Putar 'Home Made'

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 22.08

Baca Juga




#Kentang Putar#

6 biji kentang yang bersaiz besar.
2 sudu besar mentega
5 sudu besar susu segar
Garam dan serbuk lada sulah secukup rasa.

Cara-cara :

1. Kupaskan kentang dan potong dadu. Rebus kentang letak sedikit garam.. Bila dah empuk, toskan air. Untuk mudahkan kerja, lenyek kentang dalam keadaan kentang masih panas.

2. Masukkan susu segar dan mentega. Gaul rata dan masukkan serbuk lada sulah.

Tambahan : Sekiranya nak rasa lebih lemak... Masukkan double cream atau whipping cream sebagai penambah rasa dalam kentang putar..

#Sos Kentang Putar#

Bahan-bahan :

700 ml air
1 biji bawang Holland (dadu)
1 batang saderi (dadu)
3 sudu besar serbuk Pati Ayam
2 kiub Pati Ayam Maggi
4 sudu besar mentega
4 sudu besar tepung jagung
1 sudu besar sos tomato
1 sudu besar sos tiram
1 sudu kecil serbuk lada hitam

Garam secukup rasa

Cara -cara :

Masak air dengan masukkan serbuk pati ayam, batang saderi dan bawang besar. Masak sampai mendidih. Renehkan sebentar dengan api perlahan selama 10 minit..biar air rebusan suam skit pastu kisar dlm blender.

Dalam periuk yang lain, cairkan mentega dalam api sederhana panas. Biarkan cair. Masukkan tepung gandum sikit demi sedikit. Kacau perlahan sampai tepung tak melekat di periuk.. Pastikan api perlahan!

Tuangkan air rebusan perlahan-lahan. Sedikit demi sedikit. Kacau sampai kuah menjadi likat.

Masukkan sos tomato dan sos tiram. Kacau sebati.

Masukkan kicap pekat. Tambah kicap sekira mahu kuahnya berwarna gelap.

Masak sehingga pekat. Rasa dahulu sebelum masukkan garam. Sekiranya anda sudah berpuas hati dengan rasa yang sedia ada. Tak perlu tambah garam. Sekiranya mahu masin lebih. Baru tambahkan garam.

Akhir sekali, taburkan serbuk lada hitam. Kacau lagi sampai serbuk lada hitam sebati dengan kuah. Masa ni kalau nak kuah pekat. Kacau lama. Suka kuah cair. Boleh dah tutup api.

***

Resepi untuk Kentang Putar
Oleh:Ainun Mamat
cc: www.facebook.com/bukuresepi

*Gambar kentang putar di atas hanyalah sekadar hiasan sahaja

Zinnirah, Seorang Wanita Srikandi Islam

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 18.43

Baca Juga



Kesabaran seseorang muslim dalam mempertahankan aqidah Islam ketika menghadapi suasana penindasan yang hebat merupakan contoh kesabaran yang agung. Pegangan aqidah yang bertunjangkan tauhid kepada Allah menjadi harta yang tiada ternilai bagi setiap muslim. Ia adalah cahaya yang menyinari hidup insan dan penyelamat dalam mengharungi sengsara kacau-bilau pada hari pembalasan. Perkembangan dakwah Rasulullah S.A.W pada peringkat awal banyak dibantu oleh kesabaran kaum muslimin dan muslimat dalam mempertahankan pegangan aqidah mereka. Sikap inilah yang membuahkan hasil yang amat berharga dalam sejarah perkembangan Islam hinggalah ke hari ini. Islam masih kekal dan terus mekar dalam jiwa setiap umat Islam.

Kisah seorang muslimat sejati bernama Zinnirah adalah antara contoh terunggul pengorbanan seorang muslimah demi mempertahankan aqidah yang telah meresap ke dalam lubuk hatinya. Beliau dipilih oleh Allah untuk menerima ujian yang cukup getir. Beliau menerima hidayah Allah pada peringkat awal dakwah Rasulullah S.A.W iaitu semasa baginda S.A.W berdakwah secara sembunyi-sembunyi di kalangan rakan karib baginda. Dalam sejarah Islam, golongan yang pertama memeluk Islam inilah yang banyak menerima ujian daripada Allah S.W.T

Zinnirah adalah seorang wanita berketurunan bangsa Rom. Beliau telah ditawan dan dijual di sebuah pasar di Mekah. Akhirnya beliau telah dibeli oleh Umar Al-Khattab untuk dijadikan hamba. Dari segi fizikalnya, Zinnirah kelihatan seorang yang lemah, tetapi dari segi spiritualnya beliau mempunyai jiwa yang cukup kental dan tabah.

Rasulullah S.A.W memulakan dakwahnya secara sembunyi-sembunyi di kalangan orang-orang tertentu termasuk golongan bawahan. Antara yang menerima cahya keimanan ini ialah Zinnirah. beliau telah menerima dengan sepenuh hati. Pada peringkat awak keislamannya, Zinnirah melakukan suruhan-suruhan islam secara sembunyi-sembunyi, takut diketahui tuannya, Umar Al-Khattab. Beliau bersolat, berzikir, membaca Al-Quran, berdoa kepada Allah dengan penuh syahdu dan keinsafan. Semuanya dilakukan secara berhati-hati.

Penderitaan ke atas Zinnirah ini bermula setelah tuannya Umar Al-Khattab mengetahui keIslamannya. Umar telah dapat menghidu perubahan yang berlaku ke atas diri hambanya itu. Setelah diselidiki, nyatalah bahawa hambanya meninggalkan agama nenek moyang dan menerima ajaran tauhid yang dibawa Nabi Muhammad S.A.W.

Umar Al-Khattab cukup terkenal dengan sikap memusuhi Rasulullah S.A.W dan agama Islam sebelum keIslamannya. Beliau selalu mencerca Muhammad S.A.W. Beliau mencabar sahabat-sahabat yang telah memeluk Islam dengan sikap berani dan tegasnya itu. Beliau sanggup menanam anak perempuannya hidup-hidup kerana malu dipandang masyarakat. Dengan sifat keberanian inilah yang telah mendorong Rasulullah S.A.W berdoa agar salah seorang daripada dua Umar di Mekah supaya memeluk Islam.

Zinnirah menjadi mangsa awal di atas sikap kebencian Umar Al-Khattab terhadap Islam dan kaum muslimin. Apalagi, teruklah Umar menyeksa dan mendera Zinnirah dengan harapan Zinnirah akan kembali kepada agama asalnya dan meninggalkan Islam. Pelbagai seksaan dikenakan terhadap Zinnirah. Pukulan, hentakan, sepak terajang, dijemur di tengah-tengah panas terik adalah rutin kehidupan biasa Zinnirah. Semuanya dihadapi dengan tenang dan sabar, di samping hati dan jiwanya bergantung penuh kepada pertolongan Allah S.W.T.

Kemuncak penderaan terhadap Zinnirah ialah apabila matanya dicucuk dengan besi panas. Beliau kehilangan kedua-dua matanya dan terpaksa mengharungi hidup dengan penuh kegelapan. Matanya buta, tetapi hati dan jiwanya penuh dengan cahaya keimanan. Iman menjadi penyuluh hidupnya dalam kesengsaraan azab dari tuannya.

"Ini untukmu Ya Allah. Aku mengharungi kesengsaraan ini untuk mendapat kesenangan di akhirat kelak. Perjuangan ini sememangnya berat, selalu menderita dan sengsara kerana aku sedar untuk mendapat syurga. aku terpaksa menagih ujian berat, sedangkan neraka itu dipagari oleh pelbagai kesenangan." Inilah rintihan hati Zinnirah kepada Allah S.W.T ketika bermunajat kepada Allah di setiap malam sebagai penawar jiwa di atas segala kesusahan yang dia hadapi. Jiwanya semakin kukuh. Imannya semakin teguh.

Pengorbanan Zinnirah mendapat cercaan kaum musyrikin Mekah. Pelbagai cacian dilemparkan kepadanya. Mereka mengatakan Zinnirah buta kerana dilaknat oleh tuhan Latta dan Uzza. Mereka mencabarnya kerana Zinnirah mempertahankan diri dengan mengatakan dirinya buta bukan kerana tuhan mereka, sebaliknya ia adalah perbuatan Umar dan Allah mengizinkan ianya berlaku.

Walaupun diuji dengan pelbagai rupa, keyakinannya kepada Allah tidak berubah. Allah memberi karamah kepadanya. Matanya yang buta itu dapat melihat kembali dengan karamah Allah S.W.T. Dia dapat menikmati semula keindahan ciptaan Allah S.W.T. dengan penuh kesyukuran kepada Allah dan imannya semakin tinggi.

Dengan taufiq hidayah Allah, Umar akhirnya memeluk Islam jua

Tatacara Solat Dhuha Berserta Doa

Tatacara Solat Dhuha Berserta Doa

MDC Blogger
Athafariz Blog Updated at: 10.30

Baca Juga

Assalamualaikum kepada para pembaca yang dirahmati Allah s.w.t., terima kasih kerana sudi membaca di blog saya yang serba kerdil ini (namun dihiasi ilmu agama) dan terutamanya, saya memohon maaf dari hujung rambut sampai stokin kerana saya sudah tidak lama 'update' blog kerdil saya ini atas urusan-urusan yang tidak dapat saya elakkan(urusan kemasukan Universiti kerana saya telah tamat SPM).

Baiklah, cukup dengan pengenalan panjang lebar di atas, saya ingin menerangkan tatacara solat dhuha.

Solat dhuha adalah antara solat-solat sunat yang digalakkan oleh Nabi Muhammad s.a.w., hal ini kerana solat ini membuka pintu rezeki dan menepis penghalang rezeki dari sampai kepada kita, insha-Allah.

Solat dhuha boleh dilakukan dalam 2, 4, 6 dan 8 rakaat berdasarkan yang pernah dibuat baginda Muhammad s.a.w..

Lafaz Niat : Usolli sunnatan dhuha rok'ataini lillahi ta'ala

Niat : Sahaja aku solat dhuha 2 roka'at kerana Allah ta'ala.

Namun perlu diambil perhatian, sekiranya ingin melakukan solat dhuha 8 rakaat, maka setiap 2 rakaat perlu ada taslim (salam penghujung solat).

Contohnya, laksanakan dulu 2 rakaat, kemudian beri salam. Kemudian 2 rakaat lagi, dan salam. Sehinggalah mencukupi 8 rakaat yang diingini.

Waktu : Waktu yang paling sesuai (jika tidak nampak matahari) adalah dalam pukul 9.00 pagi hingga 12 tengah hari. Sekiranya nampak matahari, maka waktu sesuai adalah apabila panas matahari menyengat kulit anda. 

Setelah solat sunat dhuha, berzikirlah kepada Allah s.w.t. kerana mengurniakan nikmat melaksanakan solat dhuha sedangkan orang lain sibukkan diri dengan 'perkara tidak kekal(dunia)'.

Doa Solat Dhuha


ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBADIKASH SHALIHIN.



Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

***

Selamat Melaksanakaan Solat Dhuha Sahabat-Sahabat Semua

Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Langganan: Postingan (Atom)

Popular Posts

Blog Archive

  • Juli 2018 (1)
  • November 2017 (18)
  • Oktober 2017 (12)
  • September 2017 (4)
  • April 2015 (6)
  • Februari 2015 (1)
  • Januari 2015 (8)
  • November 2014 (1)
  • Juli 2014 (2)
  • September 2013 (1)
  • Agustus 2013 (1)
  • Juli 2013 (1)
  • Juni 2013 (3)
  • April 2013 (10)
  • Maret 2013 (1)
  • Februari 2013 (60)

Label

Al-Qur'an Al-Quran Android Aqeedah Bacaan Blog Blog Islamik Cerita Pengajaran Dakwah Do'a Game Hubungan Ibn Kathir Ilmu Imam Ghazali Indahnya Islam Islam Kahwin Muda Keluarga Kembara Hidup Kewarganegaraan Kisah islam Kisah Tauladan Masakan Masalah Rumah Tangga Nasihat Perkahwinan Pesanan Rasulullah s.a.w. Remaja Dan Cinta Saran Shaum(Puasa) Solat Sunat Suami Istri Sunnah Rasulullah Taubat Sahabat Islam Kita Tazkirah Tips Dan Trick Umum Wanita Xiaomi

©2017 - Athafariz Blog | Designed by: Making Different | Provided by: MDC Site | Powered by: Blogger